Candu Doa


Semua hal baru bagiku adalah sesuatu yang indah.

Ketika ku menangis karenamu, kurasa itu indah.

Karena itu adalah kali pertama aku bisa menangis karena  seorang laki laki.



Suatu masa, entah kapan tepatnya, aku mulai mendoakanmu.

Awalnya bukan karena perasaanku, sebatas hanya karena kewajibanku.

Hingga  ku merasa, mendoakanmu adalah sebuah keindahan.

Karena itu adalah hal baru bagiku.

Dan kusuka.



Sampai akhirnya aku harus berhenti mendoakanmu. Karena alasan yg kubuat untuk memulai mendoakanmu sudah usai. Ku tak punya alasan lagi untuk mendoakanmu.


Beberapa masa kulewati tanpa doaku untukmu.

Dan aku merasa kehilangan sesuatu yang pernah kumiliki.

Aku merasa sakit. Aku tak mau berhenti mendoakanmu.



Ingin ku mengulangi lagi.

Tapi aku tak bisa.

Sekali lagi tak ada alasan untuk mendoakanmu. Aku tetap harus berhenti mendoakanmu secara personal.



Ku menahan rasa sakit ini.

Mencoba mencari obat dan penggantinya.

Aku gagal dan aku semakin merasa sakit. Aku terlalu candu mendoakanmu.

Sampai akhirnya aku menyerah.

Kubiarkan air mataku menetes. Mengoreksi kembali apa yang salah padaku terhadap doa doaku untukmu.

Kenapa aku tak ingin berhenti mendoakanmu?



Ulvi Faiqotul Hikmah

04.11.2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu per Satu